Sabtu, 29 Oktober 2011

JEMBATAN BARITO


Informasi Infrastruktur
Provinsi : Kalimantan Selatan
Tahun Pembuatan : 1993
Tahun Selesai : 1997
Panjang Jembatan : 1082 m
Bentang Terpanjang : 240 m
Lebar Jembatan : 10 m
Jenis Jembatan : Jembatan Gantung Sistem Ganda
Biaya : Rp. 98.000.000.000,00
Kontraktor : PT. Adhi Karya (Persero)

Kamis, 27 Oktober 2011

SAMBUNGAN SIAR MUAI ( EXPANSION JOINT ) TYPE ASPALTIC PLUG

1. Uraian
Jenis struktur siar muai bergantung pada jenis pergerakan struktur yang disambungkan dan sesuai gambar rencana. Siar muai jenis Aspaltic Plug mampu menahan pergerakan struktur secara longitudinal, transversal dan rotasi. Bahan Aspaltic Plug juga mampu menahan fleksibel, menahan air, tahan terhadap cuaca, dan dapat menahan beban dinamis kendaraan dapat memberikan kenyamanan kepada penguna jalan. Ketebalan siar muai jenis ini sangat tergantung ukuran celah sambungan dan besarnya pergerakan dengan tebal minimum 50 mm dan lebar minimum terisi oleh bahan aspaltic 300 mm. Siar muai jenis ini termasuk jenis siar muai type tertutup, siar muai lainya ialah siar muai type NJ Joint.

2. Bahan-Bahan
Bahan sambungan siar muai type Aspaltic Plug, terdiri dari rubberised bitumen binder, single size agregat, dan plat baja. Bitumen binder merupakan camopuran dari bitumen, polymer, filler dan surface active agent. Agregat merupakan single size yang mempunyai kekerasan setara dengan bassalt, gritstone, gabbro atau kelompok granit. Batuan yang digunakan harus bersih, berbentuk kubus (cubical) dengan ukuran antara 14 - 20 mm dan tahan terhadap temperatur sampai 150 derajat celcius. Plat baja yang digunakan sebagai dasr sambungan siar muai jenis ini harus dapat menahan dampak pemuaian akibat panas yang ditimbulkan oleh bitumen binder pada saat pelaksanaan dan mempunyai tebal dan lebar yang sesuai dengan ukuran celah sambungan.

3. Pelaksanaan
a. Pemotongan Lapisan Aspal dan Pembongkaran
Garis terlebih dahulu aspal yang akan dipotong dengan menggunakan kapur. Pemotongan dilakukan dengan menggunakan alat Cutter Concrate yang memiliki mata pisau yang sangat tajam. Pelaksanaan pemotongan dan pembongkaran lapisan aspal harus dilakukan minimal selebar disaign yang telah direncanakan. Pembongkaran dapat dilakukan dengan menggunakan alat Jack Hammer.


Setelah dilaksanakan pemotongan dan pembongkaran bagian tersebut harus dibersihkan dari kotoran dan sisa-sisa aspal. Pembersihan dilakukan dari debu dan kotoran-kotoran dimaksudkan agar aspal bitumen dapat menempel pada sisi-sisi lapis permukaan lama sehingga membuat ikatan atara aspal lama dengan aspal baru menjadi sangat kuat dan juga lentur sehingga dapat menerima beban yang bekerja secara bersamaan.



b. Pemasangan Tali dan Plat Baja
Setelah sambungan yang dibongkar dalam kondisi siap, maka pada bagian celah dalam 30 mm dari bagian dasar dimasukkan tali tambang. Lapisi seluruh sisi yang dibongkar dengan menggunakn aspal bitumen yang berfungsi sebagai pengikat antara bagian aspal lama dengan aspal baru. Pasangkan baja dalam kondisi datar tidak ada beda tinggi antara sisi-sisinya ini dimaksudkan agar pada saat menerima beban dari atas plat baja tidak bergerak yang menyebabkan siar muai retak.



c. Pemasangan Agregat
Agregat sebelum digelar harus dipanaskan terlebh dahulu sampai suhu 200 derajat dengan alat pemanas tertentu (indirect heating) dimana suhu dapat terkontrol dengan baik dan dapat menghasilkan panas yang merata pada seluruh agregat. Penghamparan lapis pertama setebal 40 mm yang kemudian dicor dengan aspal karet yang sudah dipanaskan dengan cara indirect heating sampai suhu 200 derajat agar aspal karet tersebut dapat berpenetrasi kedalam semua rongga antar agregat.


Proses ini diulangi untuk ketebalan selanjutnya, sampai elevasi yang ditentukan. Setelah penghamparan agregat selesai selanjutnya dipadatkan dengan menggunakan alat compector sampai agregat saling mengunci dan padat.


d. Penghamparan aspal bitumen
Setelah semua agregat padan selanjutnya cor kembali dengan aspal bitumen yang berfungsi sebagai waterproofing agar air tidak masuk kedalam bagian agregat.


4. Penutup
Umumnya kerusakan yang terjadi pada siar muai disebabkan karena beban kendaraan yang lewat melebihi kapasitas yang diizinkan, kondisi bearing pad yang mati sehingga jembatan menjadi struktur jepit jepit (seharusnya jepit dan rol), dan proses yang pelaksanaan yang tidak sempurna yang menyebabkan air masuk kedalam siar muai. Proses pekerjaan siar muai tidak boleh dilakukan pada kondisi hujan karna dapat menurunkan temperatur suhu aspal bitumen
yang seharusnya tetap terjaga dalam kondisi panas.

Senin, 24 Oktober 2011

TYPICAL KERUSAKAN PADA JEMBATAN PART. 5

Dinding Penahan Tanah Abutment Longsor

Fender Runtuh Akibat Ditabrak Ponton

Tiang Sandaran dan Ralling Hancur

Jumat, 21 Oktober 2011

TYPICAL KERUSAKAN PADA JEMBATAN PART. 4

Kondisi Cat Galvanis Rangka Baja Mulai Luntur

Lantai Beton Jembatan Hancur

Kamis, 20 Oktober 2011

TYPICAL KERUSAKAN PADA JEMBATAN PART. 3

Lapisan Aspal Aus

Dinding Penahan Oprit Hancur

Bearing Pad Mengalami Deformasi (Tidak Kembali ke Posisi Semula)

TYPICAL KERUSAKAN PADA JEMBATAN PART. 2

Gelagar Baja Keropos dan Karat

Bearing Pad Mengalami Karat

Kondisi Beton Pada Tiang Pancang Keropos

Jumat, 14 Oktober 2011

TYPICAL KERUSAKAN PADA JEMBATAN PART. 1

Kerusakan Pada Siar Muai ( Expansion Joint)

Lantai Beton Jembatan Mengalami Retak