Rabu, 26 Mei 2010

Sore hari di GSP


Graha Sabha Pramana atau biasa disebut GSP, tempat yang menjadi
idola mahasiswa UGM untuk meluangkan waktunya berolahraga di sore hari.

Hampir setiap sore hari di GSP selalu ramai di penuhi oleh "olahragawan" dari mulai atlit sepakbola, volly, sepeda, bahkan Ragbi.

Minggu pagi dulu sebenarnya berada diGSP, tp karna mengganggu infrastruktur kampus
maka di pindahkan.

Ini lah contoh mahasiswa UGM yang menghabiskan kegiatanya diGSP. Saya dulu pun pernah menjadi Atlet di GSP. haaaaaa

SAYA BANGGA MENJADI ALUMNI UGM

Kantor Pusat UGM





Pada tahun anggaran 1951, berkat kerjasama Kementerian Pendidikan, Pengajaran & Kebudayaan, Kementerian Keuangan, serta Kementerian Pekerjaan Umum & Tenaga, dapat tersedia dana sebesar 5 juta rupiah. Uang tersebut kemudian digunakan untuk membeli tanah di daerah Bulaksumur seluas 85 hektar dari rencana 100 hektar.

Teknis pembangunan gedung diserahkan kepada Kementerian Pekerjaan Umum & Tenaga, khususnya Jawatan Gedung-Gedung. Instansi ini menunjuk Ir. Soetarjo dan Ir. Hadinagoro untuk bertugas merancang dan membuat gambar gedung. Membuat gambar bangunan untuk gedung sebesar itu jelas memerlukan waktu yang tidak pendek. Yayasan Guna Dharma yang dipimpin oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX kemudian dapat menarik Prof. Ir. Poerbodiningrat dan Ir. Djojosoegardo dari kantor Planologi untuk membantu merancang dan membuat gambar gedung tersebut. Gedung Pusat UGM ini luas lantainya 18.450 meter persegi.



Ketika gambar bangunan, peralatan, bahan-bahan dan segala kebutuhan telah tersedia, dimulailah pembangunan gedung ini; dan peletakan batu pertama dilakukan oleh Presiden Soekarno pada tanggal 19 Desember 1951. Pembangunan gedung ini selesai pada akhir bulan Desember 1957. Pada tanggal 19 Januari 1958 Gedung Pusat UGM sudah dapat ditempati. Presiden Soekarno meresmikannya pada tanggal 19 Desember 1959.


Pembangunan Gedung Pusat UGM ini memang berlangsung cukup lama. Jika dihitung dari saat peletakan batu pertama sampai bangunan gedung jadi, total membutuhkan waktu 6 tahun. Namun mengingat kondisi keuangan negara pada saat itu, waktu enam tahun dapat dimaklumi. Apalagi pada tahun 1950-an itu sektor perdagangan dan transportasi di Indonesia belum semaju saat ini. Sebagian peralatan untuk membangun gedung ini, termasuk besi dan semen, masih harus didatangkan dari luar negeri, dan proses pemesanannya membutuhkan waktu lama.

Meskipun UGM kini memiliki banyak gedung baru yang indah, namun gedung pusat UGM yang ‘tua’ dan sangat monumental ini tetap menjadi ciri utama Universitas Gadjah Mada.
SAYA BANGGA MENJADI ALUMNI UGM.

Senin, 24 Mei 2010

My Angel
Teh V3 ku sakit sakitan terussssssssssss.

tour de pontianak.
Mungkin lebih cocok ketimbang kerja.
HHiiiii,
karna kebanyakan maenya walaupun harus guling2an di bawah girder baja. haaa
tapi tetep asyk makan gratis nginep gratis pesawat gratis wah pokoknya gratis dah.

http://musicwallpapers.net/r/wallpapers/Rancid/big/Rancid_2.jpg

1 St

bos Bt ga da kerjaan... ughgt klo tiap hari bgene lama-lama lumutan... heeeee bak X lumutan,.

tiap depan komputer kok selalu pusing ya knpa??? mungkin kecapean karna ga biasa aj lama2 d depan koMp.

pengen cpet pulang biar bs.a istrahat, pengen maem trus tidur,,,, udah lah cpek jg ngetik pertama d blog ku sendiri.. dah